Tanda-tanda orang bunuh diri bisa ditelusuri via internet. Para periset di Victoria University, Selandia Baru, pun menciptakan sebuah software yang bisa mengendus apakah seseorang berpotensi bunuh diri atau tidak.
Periset Tiong-Thye Goh dan asistennya Yen-Pei Huang, membuat program penganalisis kata-kata atau frase mencurigakan di situs jejaring seperti Facebook, Bebo, atau MySpace.
Dr Goh memaparkan, tingginya frekuensi kalimat seperti ‘Aku tak mau hidup lagi’ atau ‘aku ingin membunuh orang’ mengindikasikan orang itu depresi, berniat bunuh diri atau mencelakakan orang lain. Ide software ini tercetus ketika ada pembunuh di Amerika Serikat yang memposting pesan peringatan sebelum membunuh.
Otoritas Selandia Baru sendiri diperingatkan tentang potensi bunuh diri kaum remaja via situs jejaring sosial. Ini setelah di Inggris, ada kasus grup di situs Bebo bertajuk Suicide Girls yang mengagungkan bunuh diri.
Dengan sampel 15.000 user usia 15-24 tahun dari Selandia Baru, Australia dan Inggris, para periset mengidentifikasi 0,3 persen di antara mereka berkategori risiko tinggi bunuh diri.
Dr Goh berniat melanjutkan riset dengan kemungkinan seperti mengirim pesan pada mereka yang sekiranya butuh bantuan. Meski sambutannya baik, software ini juga mendapat kritik, di antaranya dari Martin Cocker selaku direktur eksekutif dari lembaga keamanan internet Nesafe.
Ia menilai software itu bisa jadi tool berguna, namun tingginya volume konten yang diupload user tiap hari membuat pemantauan terasa sulit.
Sedangkan dari pihak situs jejaring sebenarnya sudah coba meminimalisir kasus bunuh diri. Juru bicara MySpace menyatakan, mereka juga mencari kata yang mungkin berhubungan dengan upaya bunuh diri.
Dengan sampel 15.000 user usia 15-24 tahun dari Selandia Baru, Australia dan Inggris, para periset mengidentifikasi 0,3 persen di antara mereka berkategori risiko tinggi bunuh diri.
Dr Goh berniat melanjutkan riset dengan kemungkinan seperti mengirim pesan pada mereka yang sekiranya butuh bantuan. Meski sambutannya baik, software ini juga mendapat kritik, di antaranya dari Martin Cocker selaku direktur eksekutif dari lembaga keamanan internet Nesafe.
Ia menilai software itu bisa jadi tool berguna, namun tingginya volume konten yang diupload user tiap hari membuat pemantauan terasa sulit.
Sedangkan dari pihak situs jejaring sebenarnya sudah coba meminimalisir kasus bunuh diri. Juru bicara MySpace menyatakan, mereka juga mencari kata yang mungkin berhubungan dengan upaya bunuh diri.
1 komentar:
oh! ada juga yg kek gini an..,+ canggih ae..,
Posting Komentar
Silahkan Tuliskan kode disamping Emoticon untuk menggunakan Emoticon